Pendampingan Ekonomi Untuk Penerima Manfaat Program Gerobak Bangkit

SENTANI. Minggu (28/7) sebanyak lima belas orang Penerima Manfaat Program Gerobak Bangkit LAZ As Salaam Jayapura menerima pendampingan ekonomi. Seluruh penerima manfaat adalah korban banjir bandang Sentani yang terjadi 16 Maret 2019 yang selama ini berprofesi sebagai pedagang aneka jajanan. Bertempat di kediaman Bapak Andi Setiawan seorang pendamping ekonomi yang ditunjuk LAZ As Salaam Jayapura, kegiatan pendampingan ekonomi dimulai pukul 16.15 hingga 17.32 WIT.

Direktur LAZ As Salaam Jayapura Mohamad Huri, S.KM., M.Kes dalam sambutan launching Pendampingan Ekonomi mengatakan "Pendampingan Ekonomi untuk Penerima Manfaat Program Gerobak Bangkit ini bertujuan sebagai sarana silaturrahim antara LAZ As Salaam Jayapura dengan penerima manfaat maupun penerima manfaat dengan sesamanya. Tujuan lainnya adalah untuk memberikan pendampingan usaha agar usaha yang dijalani oleh korban banjir bandang pasca banjir bisa lebih baik dan dapat memberikan perbaikan ekonomi keluarga".

Selanjutnya, Mohamad Huri mengucapkan "Terima kasih kepada LAZNAS Darut Tauhid Peduli dan LAZ An Nur Indonesia Power yang telah bersama LAZ As Salaam Jayapura membantu korban banjir bandang Sentani melalui Program Gerobak Bangkit dan mengucapkan selamat kepada penerima manfaat semoga dapat dikelola dengan baik".

"Saya ucapkan terima kasih banyak kepada LAZ As Salaam Jayapura. Dengan bantuannya, alhamdulillah saya sudah bisa berjualan lagi dan bisa membiayai 3 anak saya untuk terus bersekolah" ucap Norma Wati (Penjual Kue) penerima manfaat Program Gerobak Bangkit sambil terisak tangis.

Penerima manfaat lainnya, Aminudin (penjual bubur ayam, siomay dan batagor) mengucapkan "Terima kasih kepada LAZ As Salaam Jayapura. Atas bantuannya, Alhamdulillah saat ini bisa berjualan lagi". Aminudin adalah seorang korban banjir bandang Sentani. Sebelum terjadinya musibah banjir bandang, Mang Amin (sapaan akrap Aminudin) sehari-hari berjualan di depan ruko di Sentani. Tiga hari pasca banjir bandang Sentani, Mang Amin diuji Allah dengan istrinya akan melahirkan namun karena kondisi Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah di Sentani sedang melakukan evakuasi terhadap banyak korban jiwa baik yang luka-luka maupun meninggal dunia sehingga tengah malam harus dilarikan ke rumah sakit di Kota Jayapura untuk proses persalinannya. Selain itu Allah uji mang Amin dengan pemilik ruko tempat dimana mang Amin biasa berjualan meminta pindah tempat jualan dikarenakan pada saat banjir Mang Amin tidak membantu proses pemberisihan. Kondisi yang susah dan berat bagi Mang Amin.

Ucapan dan kisah Ibu Norma (Penjual Kue) dan Mang Amin (Penjual Bubur Ayam, Siomay, dan Batagor) adalah sebagian dari apa yang dirasakan oleh sekian banyak korban banjir bandang Sentani.

Kita do'akan bersama, semoga para korban banjir bandang Sentani tegar dan dapat bangkit dari musibah yang telah dialami dan menjadi lebih baik kedepan. (Yos)